Pengamen Itu Guru Terbaikku #2
Malam ini banyak cerita yg tertuangkan olehku, bersama mereka ku ceritakan dan ku bagikan sambil kembali flashback ke belakang...Ternyata Allah begitu Maha Penyayang. Kau masih tetap memegang dan menjagaku. Walaupun KAU tahu, dulu diri ini hampir saja berpaling dan lalai dari-MU. Tapi, lewat pengamen itu kemudian Allah menampar keras pipiku. Entah kenapa tiba-tiba hatiku tergelitik oleh sosok pengamen cacat itu. Masih ku ingat jelas semua perjalanan kala itu, bus dengan nomor jurusan 45 yang menjadi saksi bisu. Dan di dalam kerumunan sepanjang bantaran rel kereta itu.. Tak jauh dari situ, terdapat sebuah pemukiman kumuh dimana pengamen cacat itu mengistirahatkan lelahnya dari kegiatan mengamennya. Semua terasa hitam pekat menyerbu tubuhku. Seakan kilat siap menyambar kedua kaki dan tanganku. Ku akui segala salah dan dosaku. Hanya sebuah tuntutan pekerjaan ku berani mengubah penampilanku, walau kerudung ini tetap setia di kepala dan tetap menutup dadaku. Namun, jilbab ini sudah tak la