Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Pengamen Itu Guru Terbaikku #2

Malam ini banyak cerita yg tertuangkan olehku, bersama mereka ku ceritakan dan ku bagikan sambil kembali flashback ke belakang...Ternyata Allah begitu Maha Penyayang. Kau masih tetap memegang dan menjagaku. Walaupun KAU tahu, dulu diri ini hampir saja berpaling dan lalai dari-MU. Tapi, lewat pengamen itu kemudian Allah menampar keras pipiku. Entah kenapa tiba-tiba hatiku tergelitik oleh sosok pengamen cacat itu.  Masih ku ingat jelas semua perjalanan kala itu, bus dengan nomor jurusan 45 yang menjadi saksi bisu. Dan di dalam kerumunan sepanjang bantaran rel kereta itu.. Tak jauh dari situ, terdapat sebuah pemukiman kumuh dimana pengamen cacat itu mengistirahatkan lelahnya dari kegiatan mengamennya. Semua terasa hitam pekat menyerbu tubuhku. Seakan kilat siap menyambar kedua kaki dan tanganku.  Ku akui segala salah dan dosaku. Hanya sebuah tuntutan pekerjaan ku berani mengubah penampilanku, walau kerudung ini tetap setia di kepala dan tetap menutup dadaku. Namun, jilbab ini sudah tak la

Pengamen Itu Guru Terbaikku #1

Jakarta, Agustus 2008; Ini adalah tepat untuk ketiga kalinya kupijakkan kaki di ibukota negeriku tercinta. Bukan untuk keperluan kuliah apalagi untuk sebatas memenuhi wawancara kerja. Untuk hari ini, itu sudah cukup dulu bagiku. Hellooo !! apakah kalian tahu, ada kabar gembira untukku hari ini. Pagi ini adalah awal aku masuk kerja. Luar biasa Allah Maha Indah, bisa dikatakan inilah mimpiku saat kuliah dulu. Masih teringat jelas, dulu pertama kali kupijakkan kaki di gedung megah ini, di kawasan ini, pada saat field trip bersama teman-teman semasa kuliahku. Saat itu pernah karna disebabkan oleh keisenganku, seorang dosen menegurku dan teman-temanku, "Kalian disini itu belum ada apa-apanya, ilmu kalian itu masih terlalu kecil, hanya orang-orang terpilih, orang-orang pintar yang bisa masuk kesini. Lihat, mereka semua itu adalah para eksekutif muda yang berkelas dan berwawasan, serta memiliki inteligensi yang tinggi. Kalian tahu, kawasan ini adalah kawasan bonafit. Jadi jangan buat ya

Semangat Pagi Dunia

Semangat pagi dunia..., ku sapa engkau hari ini dengan penuh suka cita. Semoga cerahnya harimu di pagi ini membangkitkan semangat para manusia sang mewangi surga. Keindahaan sang mentari pagi telah membuat semua manusia bersorak gembira, karena keceriaannya yang menghiasi bumi tercinta. Apalagi kalau sudah hari libur tiba. Serasa inginnya berleha-leha, sedikit bermalas-malasan. Apalagi setelah sepekan disibukkan oleh aktivitas di luaran. Saatnya untuk rehatkan badan, dan manjakan diri dengan segala perawatan.  Semangat pagi dunia, semoga kemudahan selalu menyertai kita di sepanjang perjalanan hidup ini. Tak lupa untuk selalu ucapkan doa seraya memuja asma-Nya. Karena begitulah perintah-Nya, agar kita mengawali segalanya dengan doa, agar kita mendapat perlindungan-Nya, juga mendapat keberkahan dari-Nya. Sudah saatnya sekarang kita segera bangun dari tempat tidur yang melenakan raga, yang telah membawa kita pada buaian yang meluluh lantakkan jiwa. Cukup sudah hari ini kita berwacana

JILBAB

Dulu sebelum memakai jilbab, tahunya kalau sudah memakai pakaian serba panjang sudah baik dan tidak berdosa walaupun kepala tidak ditutupi. Dulu ketika belum berjilbab, sering juga ikut2an berkata buat apa berjilbab kalau kelakuan&akhlaknya masih bejat, hatinya gak dijilbabin, sama saja bohong. Dulu waktu masih jauh sama jilbab, ah banyak sekali dalih dalih yang terucap untuk mengalihkan alur cerita tentang kewajiban berjilbab. Bahkan dulu ketika hati sudah mulai terpikat dan mendekati jilbab, niatannya pun salah. Dulu ketika memulai berjilbab, lantaran ketika smp melihat guru agama islam dan matematika memakai jilbab terlihat anggun, dan enak dilihat. Dan karna itu jadi ingin berjilbab. Alhasil ketika masuk SMA pun berhasil untuk ikut2an berjilbab. Biar enak dilihat, itu saja yang menjadi niat.  Dulu saat mulai berkenalan dengan jilbab, pakaian ketat dan jeans dipadu padan dengan jilbab gaul selalu menjadi pakaian favorite yang amat sangat. Tetapi oh tetapi, seiring waktu yang be